Mengenang "senja"
Jika malam menyapa lewat hujan,
itu bisa
Jika malamku disapa lewat sepi
itu biasa
Jika malam di rundung sunyi,
Juga tak heran
Jika malam di hampiri kecewa,
itupun hampir terbiasa
Jika malam dalam perasaan sendiri,
Pun itu sama halnya dengan rutinitas
Jika malam terhanyut amarah,
Rasanya juga tak ada yang aneh
Tapi..
Jika malam ku terkenang akan "SENJA"
Itu hal yang tak lumrah, dan istimewa
Si "Senja"
yang kala itu tak satupun orang mengaguminya seperti ia
yang kala itu senja hanyalah rutinitas pergantian waktu
yang kala itu senja tak lebih sebagai pembatas siang dan malam
yang kala itu senja hanya lah langit menguning dalam hampa tanpa sarat makna
yang kala itu si senja terlampau asik bermain siluet , lewat tatanan kata nya
yang kala itu si senja pun tak menyadari keberadaanya benar dalam "waktu senja"
yang kala itu pada akhirnya malam menyapa senja lebih cepat.
Kini senja tlah dikagumi jutaan penulis, penikmat syair
Tapi..1hal
Senja yang ku kenal
Tak sama dengan jutaan pasang mata yang melihat
Tak sama dengan jutaan otak dalam pemikiranya
Maupun jutaan hati yang mengaku pandai merasa
Senja ku tetap lah dirimu,
Dirimu yang lebih dulu memahami makna
Maupun garis hitam dan putihnya.
Senjaku..
yang kini telah menyusuri "Pelataran Senja" -Nya
Tuk menacapai tujuan sebagai bidadari syurga
-ZMR-
07-10-2021
Kamis
01.54 a.m
Alfatihah..
Comments
Post a Comment